Setelah smartphone dan jam tangan pintar, Asisten Profesor National University of Singapore (NUS) John Ho percaya pakaian pintar bisa menjadi pengubah permainan berikutnya.
Dia adalah bagian dari tim yang mengembangkan setelan bertenaga smartphone yang mampu melacak suhu, postur dan gerakan seseorang, berpotensi membantu dokter lebih memahami pasien yang menghadapi sakit punggung kronis dan, pada gilirannya, memberikan wawasan untuk diagnosis dan perawatan.
Selama tahap awal pandemi Covid-19, Prof Ho, yang merupakan peneliti utama di NUS Institute for Health Innovation and Technology, juga memanfaatkan teknologi medis nirkabel untuk meningkatkan diagnosis kemungkinan infeksi di asrama pekerja asing.
Salah satu gejala Covid-19 yang mungkin terjadi adalah oksigen darah rendah. Sistem yang dikembangkan oleh Prof Ho dan rekan-rekannya menggunakan oksimeter pulsa berkemampuan Bluetooth untuk mengukur kadar oksigen darah, dan dapat menyusun pembacaan oksimeter pulsa dari ribuan orang dengan rapi di dasbor.
Prof Ho mengatakan: “Teknologi perawatan kesehatan nirkabel telah menunjukkan janji besar dalam mengubah cara kita mengelola kondisi kronis seperti diabetes dan obesitas – langkah selanjutnya adalah mengatasi tantangan seperti tes klinis yang ketat dan bagaimana menjamin privasi pasien.”