‘Cinema under the stars’ menawarkan hiburan yang aman bagi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19

Featured Post Image - ‘Cinema under the stars’ menawarkan hiburan yang aman bagi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19

BANDUNG (Reuters) – Bertengger di puncak bukit yang menghadap ke kota Bandung, Indonesia, barisan rapi tenda-tenda bergaya teepee didirikan setiap malam di sepetak halaman rumput di depan layar besar.

Dikenal sebagai “Cinema Under the Stars”, ruang film bergaya kamp terbuka dibuka dua bulan lalu di ibukota provinsi Jawa Barat yang paling padat penduduknya di Indonesia dengan tujuan membuat orang tetap terhibur dan menjaga jarak sosial.

“Film biasanya ditonton di dalam ruangan … tapi sekarang kami memiliki bioskop outdoor ini dengan pemandangan Bandung,” kata warga setempat berusia 20 tahun, Lidia Utari.

“Dan yang lebih menarik adalah mereka menggunakan tenda di sini, jadi saya ingin mencobanya,” tambahnya.

Dilengkapi dengan bantal, selimut dan makanan ringan, setiap tenda juga dilengkapi dengan pembersih tangan dan disinfektan sesuai dengan protokol kesehatan, kata penyelenggara.

Penonton bioskop duduk di pintu masuk tenda dengan meja kecil di depan dengan makanan dan minuman, semuanya diterangi cahaya lilin.

Tidak lebih dari tiga orang diizinkan untuk menggunakan masing-masing dari 28 tenda, yang berjarak sekitar 1,5 meter hingga 2 meter.

Biaya untuk setiap tenda adalah 215.000 rupiah (S $ 20,25) per film.

“Kami memulai bisnis ini selama pandemi, itu sebabnya kami melakukan brainstorming tentang bagaimana menarik pengunjung karena orang-orang haus akan hiburan di saat-saat seperti ini,” kata Ilham Fahri Suhada, salah satu penyelenggara.

Dengan lebih dari 530.000 infeksi dan 16.000 kematian, Indonesia memiliki jumlah kasus dan kematian virus corona tertinggi di Asia Tenggara.

Beberapa ahli kesehatan mengatakan pengujian terbatas dan pelacakan kontak, serta tingkat positivitas yang tinggi – tingkat infeksi per orang yang diuji – menunjukkan tingkat sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

Tidak seperti banyak tetangga, negara terpadat keempat di dunia dengan 270 juta orang belum melakukan penguncian nasional tetapi malah memberlakukan pembatasan sosial lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *