“Kami tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah China, kami juga tidak akan melakukannya jika diminta,” kata seorang juru bicara, Rabu (8 Juli).
TikTok juga menghadapi pertanyaan apakah ia menyembunyikan video dari protes Hong Kong untuk menenangkan pemerintah China.
Pencarian minggu ini di TikTok untuk #democracy dan #independence di Hong Kong tidak menghasilkan video, menurut penelitian AFP.
Namun beberapa tagar, termasuk #nationalsecuritylaw dan #HongKongindependence, memang membuahkan hasil.
Seorang juru bicara TikTok membantah adanya penyensoran.
“Untuk lebih jelasnya, kami tidak memiliki batasan pada konten politik, kecuali itu melanggar pedoman komunitas kami, seperti pidato kebencian,” kata juru bicara itu kepada AFP, Rabu.
“Kami tidak menghapus video berdasarkan konten negatif terhadap China, termasuk konten protes Hong Kong.”
Dengan masa depan TikTok yang lebih bergantung pada faktor-faktor di luar Hong Kong dan China daratan, penarikannya dari wilayah itu bisa berubah menjadi kudeta PR.
“Tampaknya pengguna TikTok relatif sedikit di Hong Kong sehingga secara komersial, masuk akal juga untuk menghindari kerusakan reputasi dan menarik diri dari pasar,” kata Severine Arsene, dari Chinese University of Hong Kong, kepada AFP.
“Efektivitas strategi tergantung, bagaimanapun, pada lebih banyak faktor yang tidak selalu berada dalam kendali perusahaan, dalam konteks perang dagang dan persaingan geopolitik.”
Anggota parlemen pro-demokrasi Charles Mok mengatakan TikTok tidak akan dilewatkan oleh anak muda Hong Kong, yang telah menghindari aplikasi tersebut karena ketakutan mata-mata dan sekarang berebut untuk “menghapus percakapan mereka di Facebook, Twitter atau Instagram” sejak disahkannya undang-undang keamanan.