BEIJING (Reuters) – China akan menjatuhkan sanksi pada empat orang yang memiliki hubungan dengan upaya promosi demokrasi AS, katanya pada Senin (30 November), atas apa yang disebutnya campur tangan di Hong Kong, menyusul pembatasan AS pada empat individu China.
Hubungan antara China dan Amerika Serikat telah memburuk ke level terburuk dalam beberapa dekade selama masa jabatan empat tahun Presiden AS Donald Trump yang akan berakhir, dengan perselisihan membara atas masalah dari perdagangan dan teknologi hingga Hong Kong dan virus corona.
Kementerian luar negeri China mengidentifikasi keempatnya sebagai John Knaus, direktur senior National Endowment for Democracy (NED); Manpreet Anand, direktur regional National Democratic Institute (NDI); Kelvin Sit, direktur program NDI untuk Hong Kong dan Crystal Rosario, seorang spesialis di NDI.
Mulai Senin, mereka akan dilarang memasuki China, kata seorang juru bicara kementerian luar negeri di Beijing.
“Perilaku AS secara terang-terangan mencampuri urusan Hong Kong dan sangat mencampuri urusan dalam negeri China,” kata juru bicara Hua Chunying dalam jumpa pers reguler pada hari Senin.
“Itu melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional, dan China dengan tegas menolak dan mengutuk ini.”
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang keempatnya.
National Democratic Institute adalah organisasi nirlaba AS dengan lebih dari tiga dekade dukungan untuk institusi dan praktik demokrasi di seluruh dunia, katanya di situs webnya.
Pada 9 November, AS mengatakan pihaknya menjatuhkan sanksi terhadap empat pejabat lagi yang dituduh membatasi kebebasan di Hong Kong, bekas koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan China pada 1997. Edwina Lau, kepala Divisi Keamanan Nasional Kepolisian Hong Kong, termasuk di antara empat pejabat yang akan dilarang bepergian ke AS dan asetnya yang berbasis di AS, jika ada, akan dibekukan.
Tiga lainnya adalah Li Jiangzhou, Wakil Direktur Kantor Pengamanan Keamanan Nasional, Steve Li, Inspektur Senior, dan Deng Zhonghua, Wakil Direktur Kantor Urusan Hong Kong dan Makau.
Langkah itu menyusul pengusiran empat anggota oposisi Hong Kong dari legislatifnya setelah Beijing memberi otoritas kota kekuatan baru untuk mengekang perbedaan pendapat. Ini memicu pengunduran diri massal oleh anggota parlemen oposisi pro-demokrasi Hong Kong.
China membantah membatasi hak dan kebebasan di Hong Kong yang sebagian besar otonom, tetapi pihak berwenang di sana dan di Beijing telah bergerak untuk membungkam perbedaan pendapat setelah protes anti-pemerintah berkobar pada Juni tahun lalu dan menjerumuskan kota itu ke dalam kekacauan.